RASIO SOLVABILITAS
A. Pengertian
Rasio solvabilitas adalah pengukuran yang ditujukan untuk menilai kemampuan perusahaan dalam melunasi semua kewajiban berupa utang atau pinjaman dalam jangka pendek maupun jangka panjang. Sederhananya, rasio solvabilitas adalah metrik untuk mengukur kesehatan perusahaan dari sisi kemampuan membayar tanggungan utang. Pembayaran utang perusahaan sendiri bisa dilakukan dengan menjual atau menggadaikan aset berharga milik perusahaan. Apabila perusahaan tidak mampu membayar utang, maka kemungkinan operasinya akan terhenti. Jika keuangan tidak bisa pulih, maka perusahaan pun akan mengalami kebangkrutan.
B. Manfaat
- Meringkas Kondisi Finansial Perusahaan Pada Kreditur
Perhitungan rasio solvabilitas adalah aktivitas yang sangat krusial bagi reputasi perusahaan di mata kreditur. Kreditur perusahaan yang membutuhkan data solvabilitas adalah lembaga peminjam uang, perusahaan anjak piutang, asuransi, hingga investor. Apabila tingkat solvabilitas suatu bisnis rendah, maka kreditur-kreditur ini akan meragukan perusahaan tersebut dan memasukkannya ke dalam blacklist.
- Menilai Kemampuan Bisnis Membayar Bunga
Salah satu konsekuensi bertransaksi secara kredit adalah bunga, dan ini berlaku juga antara perusahaan dan para krediturnya. Selain untuk menilai kapasitas perusahaan membayar utang, rasio solvabilitas adalah alat ampuh guna memproyeksikan kemampuan bisnis membayar bunga hingga beberapa tahun mendatang.
- Memberi Informasi Kesehatan Neraca
Neraca keuangan yang sehat dengan modal dan aktiva seimbang merupakan angin segar bagi para kreditur perusahaan. Data tentang kesehatan neraca ini salah satunya bisa didapatkan melalui perhitungan solvabilitas.
- Estimasi Total Pinjaman Saat Jatuh Tempo Pembayaran
Tujuan terakhir perhitungan rasio solvabilitas adalah supaya kreditur bisa mengetahui total uang bisa didapatkannya dari pembayaran kredit perusahaan. Estimasi total pembayaran ini terutama penting jika kreditur dijanjikan pengembalian pinjaman dengan bunga atau perkembangan dividen.
C. Jenis Rasio Solvabilitas dan Rumusnya
- Rasio Utang Terhadap Aktiva (Debt to Asset Ratio)
Jenis pertama perhitungan solvabilitas adalah debt-to-asset ratio, atau disingkat dengan D/A Ratio. Jenis rasio ini digunakan untuk mengukur seberapa banyak aktiva perusahaan yang dibiayai oleh hutang. Rasio solvabilitas utang terhadap aktiva adalah gambaran seberapa besar utang bisa ditutupi oleh aktiva atau harta kekayaan perusahaan. Jika angka rasio utang terhadap aktiva rendah, maka tingkat keamanan dana perusahaan akan semakin membaik. Jika nilai rasio lebih dari 1,0, maka perusahaan itu berarti perusahaan kesulitan dalam membayar utang. Aset yang dihitung di sini termasuk aset tak lancar seperti mesin/bangunan dan aset lancar seperti kas/uang tunai/tabungan bank non-deposito.
Rumus rasio D/A yaitu :
D/A = Total Utang : Total Aset
Contoh :
Perusahaan A memiliki total utang sejumlah Rp250 juta dan total aset sebesar Rp500 juta. Maka, hitungan rasio D/A-nya adalah:
D/A (Debt to Asset Ratio)
= Rp250 juta : Rp500 juta
= 0,5
Maka itu artinya kondisi kesehatan keuangan perusahaan A baik sehingga tidak menemui masalah dalam membayar utang.
- Rasio Utang Terhadap Ekuitas (Debt to Equity Ratio)
Jenis berikutnya dari solvabilitas adalah debt-to-equity ratio atau D/E Ratio, yakni perbandingan jumlah kewajiban dengan total modal operasional bisnis, atau yang disebut juga sebagai ekuitas. Jika rasio hutang perusahaan lebih besar dari modal operasionalnya, maka ini salah satu tanda solvabilitas perusahaan tersebut bermasalah. Rumus rasio D/E hampir mirip dengan D/A. Perbedaannya hanya pada di total ekuitas saja. Adapun nilai maksimal dari D/E adalah 2,0.
Rumus D/E sebagai berikut.
D/E = Total Utang : Total Ekuitas
Contoh:
Pemilik PT. B memiliki ekuitas di perusahaannya sebesar Rp100 miliar dari total aset Rp250 milyar (yang artinya Rp150 miliar didapat dari hutang). Sementara itu, kewajiban-kewajiban lain PT. B jika ditotal sebesar Rp25 miliar. Maka dari segi D/E PT. B, perhitungan rasio solvabilitas adalah sebagai berikut:
D/E (Debt to Equity Ratio)
= (Rp150 miliar + Rp25 miliar) : Rp100 miliar
= Rp175 miliar : Rp100 milyar
= 1,75
Jadi, rasio solvabilitas D/E PT. B adalah 1,75, yang artinya rasio jumlah ekuitas dan hutangnya masih di bawah ambang batas maksimal.
- Leverage Ratio/Debt to Capital Ratio
Nama lain dari leverage ratio adalah debt to capital ratio, atau D/C ratio. Jenis solvabilitas ini merupakan perbandingan dari jumlah hutang dengan total kekayaan perusahaan saat ini, baik yang sudah diubah menjadi aset atau valuasi saham. Tidak ada batas maksimum untuk D/C ratio, tapi semakin rendah nominalnya semakin baik.
Rumus rasio D/C yaitu :
D/C = Total Utang : (Total Utang + Total Modal)
Contoh :
Perusahaan B memiliki total utang senilai Rp500 juta dengan total modal yang dimiliki sebesar Rp300 juta. Berikut adalah hitungan hasil D/C dari data tersebut:
D/C (Debt to Capital Ratio)
= Total Utang : (Total Utang + Total Modal)
= Rp500 juta : (Rp500 juta + Rp800 juta)
= 0,4
Rasio utang perusahaan B berdasarkan rasio D/C adalah 0,4 atau 40% dari total modal perusahaan sehingga bisa disimpulkan bahwa solvabilitasnya masih tergolong baik.
- Interest Coverage Ratio
Interest Coverage Ratio disebut juga sebagai Times Interest Earned Ratio. Jenis rasio ini bisa digunakan untuk menilai kapasitas perusahaan dalam membayar kewajiban bunga di masa depan. Perhitungan rumus rasio solvabilitas berikut menggunakan perbandingan laba sebelum pajak dan bunga dengan biaya bunga. Jika angka yang dihasilkan tinggi, artinya peluang perusahaan untuk melunasi kewajiban hutangnya semakin besar. Jika angka yang dihasilkan rendah, maka kemungkinan besar perusahaan memiliki kondisi finansial terbatas untuk melunasi kewajiban hutangnya. Jenis rasio solvabilitas ini bisa dijadikan acuan pihak kreditur untuk memberikan utang atau pinjaman dana.
Rumus interest coverage ratio yaitu :
Interest Coverage Ratio = Laba Sebelum Pajak dan Bunga : Total Bunga Utang
Contoh :
Jika perusahaan memiliki laba sebelum pajak dan bunga sebesar Rp300 juta dan total bunga dari utang senilai Rp150 juta, maka hasil hitungannya adalah:
Interest Coverage Ratio
= Rp300 juta : Rp150 juta
= 1,5
Rasio berada pada angka 1,5 yang mengindikasikan bahwa perusahaan masih mampu membayar bunga utang berdasarkan laba yang didapat sebelum pajak dan bunga.
D.Perbedaan Solvabilitas, Likuiditas, & Viabilitas
Pada dasarnya, solvabilitas adalah perbandingan jumlah hutang perusahaan dengan aktiva-aktiva yang dimilikinya sendiri. Likuiditas merupakan perbandingan berapa banyak aset lancar/kas milik perusahaan dibanding aset tak lancarnya. Terakhir, viabilitas adalah rasio antara solvabilitas dan likuiditas. Sebuah perusahaan dinyatakan sehat apabila likuiditasnya minimal setara dengan solvabilitasnya. Apabila solvabilitas lebih tinggi daripada likuiditas, maka perusahaan tersebut kondisi finansialnya sedang tidak sehat. Sehingga membutuhkan restrukturisasi neraca atau strategi keuangan lainnya.
E. Sumber
Tinggalkan Balasan